Selasa, 07 Februari 2012

CINTA oh CINTA

Satu hal yang selalu menjadi misteri besar hingga saat ini adalah CINTA. Kecanggihan teknologi, kemajuan zaman, kecerdasan manusia, seolah tak mampu menjawab pertanyaan manusia tentang CINTA. Semua orang punya cara sendiri dalam mengungkapkan maknanya karena CINTA tak terlihat namun ia dapat dirasakan.....


Ia datang tanpa di undang dan kadang ia pergi sendiri dengan meninggalkan bekas pada pemiliknya. Sejarah mencatat, banyak kejadian menghebohkan yang terjadi justru hanya karena CINTA.
Yah, CINTA dapat mengubah segalanya. Bahkan kekerasan hati dan sikap seseorang dapat tiba-tiba berubah lembut hanya karena berada di hadapan orang yang diCINTAinya. CINTA dapat merubah raja menjadi budak dan sebaliknya budak menjadi raja. Inilah yang membuat CINTA misteri, karena dengannya dapat membuat perubahan yang tak terduga.
Sejatinya, CINTA adalah sesuatu yang indah dan suci. Perasaan CINTA adalah fitrah yang di anugerahkan oleh-Nya kepada kita umat manusia untuk dapat dipergunakan pada objek, tempat dan waktu yang tepat. Allah adalah Sang Pemilik CINTA abadi dan Dia membuktikan CINTA-Nya pada kita melalui banyak hal dalam hidup ini, salah satunya dengan menitipkan perasaan CINTA itu sendiri. Karenanya, hal utama yang harus kita lakukan ketika perasaan CINTA itu muncul adalah meyakini bahwa Sang Pemberi CINTA lah yang pertama kali harus kita CINTAi. Untuk menCINTAi-Nya kita memiliki berbagai cara sebagaimana yang telah Dia kabarkan melalui Kekasih-Nya “Muhammad SAW”.
Sebagai seorang manusia yang sedang beranjak menuju fase kedewasaan, saya dan anda semua pasti pernah merasakan CINTA terutama kepada makhluk berbeda jenis yang memang telah Dia berikan untuk kita. Walau sampai saat ini, saya masih bingung apakah yang saya alami adalah perasaan CINTA sesungguhnya atau hanya kekaguman yang kan segera berakhir atau mungkin naik tingkat menjadi perasaan CINTA. Hmm, itulah misteri CINTA.
Dalam menghadapi CINTA pada lawan jenis ini, cara yang dapat kita lakukan untuk menCINTAi Allah dengan CINTA yang telah di titipkannya adalah dengan cara yang sesuai dengan disabdakan oleh junjungan kita Rasulullah SAW dalam haditsnya...
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ (رواه البخاري)
Artinya:
            Muhammad ibnu Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ayub mengabarkan kepada kami, dari Abu Qilabah, dari Anas bin Malik ra, ia berkata, Nabi SAW bersabda, “Ada 3 perkara, barang siapa yang melaksanakan ketiga-tiganya itu, niscaya ia akan mendapatkan kelezatan-kemanisan iman. Tiga perkara itu ialah: 1) orang yang Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi daripada Cintanya kepada yang lain daripada keduanya, 2) orang yang menCintai orang lain semata-mata karena menginginkan ridha Allah/ menCintai seseorang karena Allah, 3) orang yang benci untuk kembali kepada kekafiran, setelah Allah melepaskannya daripada belenggu kekafiran itu, sama dengan bencinya ketika ia akan dijatuhkan ke dalam neraka.” ( HR. Bukhari)
MenCINTAi seseorang karena Allah adalah cara yang tepat untuk kita terapkan demi membentengi CINTA kita terutama CINTA pada lawan jenis. Bukan dengan mengumbar dan mengekspresikan CINTA itu sebatas jalan berdua, smsan dan telpon2an tiap hari, makan di luar, nonton bioskop, berdua-duaan, hingga romantisme lain yang justru (bagi saya) mengkhianati anugerah, nikmat dan rezki yang telah Allah titipkan.
Sungguh ironis, jika melihat kenyataan yang terjadi saat ini. Cara yang keliru ini justru dilegalkan dan dianggap halal oleh sebagian besar orang saat ini. Memiliki pacar seolah suatu kebanggaan dan sebaliknya tak memiliki pacar seperti sebuah kehinaan yang besar. Inilah yang perlu kita luruskan bersama untuk menghilangkan imej CINTA yang murah dan seolah hanya bertumpu pada hal-hal yang tak memberi manfaaat sebagaimana yang dianut muda-mudi saat ini.
Sebagaimana dikatakan di atas, CINTA adalah anugerah. Suatu anugerah adalah kenikmatan yang membawa kebahagiaan pada pemiliknya. Banyak hal bermanfaat yang dapat dilakukan dengan dan karena CINTA dan kata kunci untuk semua itu hanyalah “MenCINTAi seseorang karena Allah”.
Saya bersyukur karena di tengah-tengah trend mengumbar CINTA lewat pacaran, saya masih menemukan kawan-kawan yang mau berjuang menjaga CINTA mereka karena Allah. Saya seolah menemukan oase di tengah gurun pasir yang gersang karena paling tidak masih ada tanda-tanda kehidupan bagi CINTA yang sesungguhnya.
CINTA karena Allah memang tak mudah bahkan bisa dikatakan sangat sulit. Bagaimanapun kita semua yang sedang berjuang menjaga perasaan itu hanyalah seorang manusia biasa. Kita bukan malaikat yang tak di anugerahi nafsu, kita juga bukan Nabi yang selalu bisa melawan nafsu duniawi yang datang. Sekali lagi, kita hanya manusia biasa yang tak punya daya jika tak karena kekuatan-Nya. Dialah yang membuat kita bertahan hingga saat ini. Karenanya, kita harus yakin bahwa ketika segala sesuatu termasuk CINTA kita lakukan karena Allah maka bersiaplah menanti kebahagiaan yang lebih abadi dari-Nya.
CINTA karena Allah bukan sekedar menCINTAi ketampanan/kecantikan dan kekayaannya, namun CINTA karena akhlak dan ketakwaannya yang membuat kita semakin ingin mendekatkan diri pada-Nya. Ketika kita menCINTAi seseorang karena ketakwaannya dan kita menginginkannya untuk menjadi orang yang akan mendampingi kita maka kita berupaya untuk memantaskan diri untuk dapat berada di sampingnya kelak. Cara yang harus kita lakukan tentu saja dengan semakin memperbaiki keimanan kita sehingga Allah kan memperkenankan kita mendampinginya dalam ikatan suci pernikahan.
Percayalah,,,,
menCINTAi seseorang karena ketakwaan akan lebih awet karena ketakwaan tak akan pudar kecuali sang pelaku CINTA itu sendiri yang memudarkannya.
Berbeda dengan CINTA karena kecantikan/ketampanan dan kekayaan. Semua itu adalah hal yang fana dan kan berubah seiring dengan perjalanan waktu. CINTA karena hal ini akan memudar seiring dengan berkurangnya kecantikan/ketampanan orang tersebut. Padahal CINTA tak sesederhana itu, karena ia perlu kesiapan dari kita untuk dapat menerima orang yang kita CINTAi dalam berbagai hal dan keadaan.
CINTA karena Allah juga bukan CINTA yang membawa pemiliknya pada kemaksiatan tapi CINTA yang membawa pada ketaatan. CINTA karena Allah bukan CINTA yang membabi buta hingga kita harus melakukan berbagai cara untuk dapat memiliki orang yang kita CINTAi dengan cara yang salah (pacaran, dll). CINTA karena Allah adalah CINTA yang santun dan penuh pertimbangan. CINTA karena Allah membimbing pemiliknya untuk berpikir secara jernih apakah ia pantas mendapatkan CINTA itu saat ini. Jika memang ia belum pantas, maka yang dilakukan pemilik CINTA karena Allah adalah bersabar dan terus memperbaiki diri hingga Allah mempertemukan mereka pada waktu dan tempat yang tepat.
Beberapa hal di atas hanya sebagian kecil hal baik yang kan kita dapat ketika kita mampu menCINTAi seseorang hanya karena Allah. Allah adalah Sang Maha CINTA dan kepada-Nya lah sebaik-baik kita mengarahkan CINTA.
Yakinlah bahwa Allah sedang mempersiapkan yang terbaik untuk kita di dunia maupun di akhirat.
Kita harus percaya janji-Nya
“Laki-Laki yang baik hanya untuk wanita yang baik”. . .
Kawan. . . . .
CINTA memang manis, tapi ia akan terasa lebih manis jika. . .
Kita dapat menempatkan CINTA yang datang dengan bijak. . .
CINTA yang hadir tak pada waktunya perlu kau jaga,
Bukan layaknya menjaga dan merawat bunga
hingga terus tumbuh dan berkembang.....
Tapi,
Menjaga layaknya mutiara indah
Disimpan di tempat terbaik dan teraman . . .
Hingga nanti akan kau gunakan pada tempat dan waktu terbaik
yang bernama “PERNIKAHAN”. . .
“Terima kasih ya Rabb, atas anugerah CINTA yang begitu indah...”
SeManDa, 20 Sya’ban ‘32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komen, saran, dan kritiknya...
Syukron ^,^