Selasa, 07 Februari 2012

IniLah KecerDasaN HATI

Babak baru dimulai,
Azan magrib berkumandang ketika................

ana dan ikhwah menyelesaikan santap cemilan yang disediakan murabbi ba’da liqo. Daripada telat shalat magrib bahkan bisa jadi lupa bahwa belum shalat kaya zuhur tadi, jadi ana putuskan untuk singgah di kampus setelah mengantar seorang ukhti..
Suasana kampus, terlihat lengang, maklum kan sudah malam jadi para mahasiswa sudah pada pulang ke habitat masing-masing kecuali para mahasiswa yang wajib asrama. Ketika memasuki bagian akhwat di masjid Kampus, hanya ada dua jamaah wanita yang sedang mengikuti imam. Demi mengejar jamaah, ana pun bergegas mengambil air wudhu. Untunglah, ana sempat ikut jamaah pada rakaat ketiga dengan mengambil shaf diujung kiri jamaah wanita. Saat imam salam, dengan segera ana naik dan menambah jumlah rakaat yang tertinggal. Dalam rakaat magrib kedua yang tek begitu khusyu’, ana cukup kaget melihat jamaah di samping kanan yang segera meletakkan sajadah di tempat sujud ana yang kala itu masih berdiri. Terbersit kekaguman pada jamaah yang menghamparkan alas shalat bagi ana itu. Inilah yang ana yakini sebagai ketulusan dalam berbuat baik. Ana tak mengenalnya dan ana yakin begitupun sebaliknya. Namun, itulah yang justru istimewa bagi ana. Yah, memang begitulah seharusnya sesama muslim.. Walau tak mengenal, tapi kita adalah satu bangunan. Kita memang tak berdiri atas nasab, kedudukan, dan kekayaan yang sama, tapi kita adalah satu karena kita satu aqidah.. Islamlah yang menyatukan kita...
Karena itu, ba’da salam tak lupa ana ucapkan terima kasih pada jamaah tadi. Subhanallah, ternyata sang jamaah bukan ibu-ibu yang biasanya memang identik dengan sikap perhatian dan lebih memahami keadaan orang lain. Tak salah lagi dia adalah mahasiswi wajib asrama,  pemudi berhati mulia yang dimiliki oleh kampus ini.
Saat pembacaan wirid, sang mahasiswi terus mengikuti dengan lancar hingga doa berakhir. Sebelum shalat ba’diyah, ana sempatkan untuk bersalaman dan mengucapkan terima kasih (lagi) kepada sang mahasiswi. Dengan senyum (yang juga tulus), ia menyambut jabatan tangan ana. Setelah shalat, ana segera berkemas dan bersiap untuk pulang. Di sela persiapan, terdengar suara bacaan alquran yang merdu dan fashih dari bagian shaf belakang. Ternyata mahasiswi di samping ana telah berpindah dan mengambil mushaf yang ada di atas lemari tempat mukena.
Subhanallah, Maha Suci Engkau yang menciptakan makhluk ini. Benarlah ternyata materi liqo yang baru saja disampaikan murabbi tadi sore.
Dasar dari Kecerdasan Hati (Qalbun Dzakiy) adalah iman yang kokoh...
Akhlak yang baik tercermin dari iman yang murni...
Wallahu a’lam...
1 Dzulhijjah 1432 h/ 28 Oktober 2011 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komen, saran, dan kritiknya...
Syukron ^,^