Senin, 14 Mei 2012

Aku, FLP, dan Dakwah Kepenulisan


Jujur, ketika mendengar nama FLP, ada banyak hal yang terbetik dalam pikiranku. Bagiku, kata FLP identik dengan seorang Helvy Tiana Rosa, rumah bagi penulis-penulis inspiratif, bahkan kata FLP tak bisa terpisahkan dari dua kata yang tercantum dalam judul tulisan ini yakni “Dakwah Kepenulisan”.
Walaupun aku mengenal FLP tak begitu lama, namun organisasi ini telah meninggalkan kesan sangat indah di hatiku. Beberapa karya penulis jebolan FLP yang easy reading semakin membuatku jatuh hati pada organisasi ini. Bahkan, menjadi bagian dari keluarga besar Forum Lingkar Pena adalah salah satu hal yang tak lupa ku tuliskan dalam buku kumpulan mimpi-mimpiku.
Ketika mendapat informasi pembukaan pendaftaran anggota baru FLP, hatiku bersorak. Inilah yang ku tunggu-tunggu dan inilah saatnya aku mewujudkan salah satu impianku, pikirku saat itu. Namun, tak berapa lama terbersit sebuah pertanyaan dalam benakku. “Pantaskah aku ada di organisasi luar biasa ini???”.
Aku hanyalah seorang mahasiswi yang kerap kali menuangkan perasaan dan pengalaman pribadi lewat tulisan. Ketertarikanku pada dunia inipun tak lebih dari satu tahun yang lalu. Saat itu, libur akhir semester yang cukup lama membuatku jenuh. Makan, tidur, nonton TV, membaca buku, adalah aktivitas liburanku yang setiap harinya selalu berulang. Satu tambahan aktivitasku yang lain adalah menghayal. Aku suka menghayal. Menghayalkan satu alur cerita dan menggambarkannya dalam pikiranku. Kegemaranku yang satu ini akhirnya membuat batinku bergumam, “Mm, aku punya ide cerita nih. Kenapa tidak ku tuliskan saja, siapa tau bisa jadi sebuah cerpen. Kalau cuma di pikiran kan nanti bisa hilang”, atau kalau istilah orang Banjar “tampulu ingat baik ditulis”.
Sejak saat itu, energi menulis mulai muncul di diriku. Walaupun kegemaranku menulis masih kalah jika dibanding hobiku membaca, namun menulis cukup membuatku puas. Aku puas karena dapat menumpahkan isi hati dan pikiranku. Karena aku bukan seorang yang handal dalam berbicara, maka tulisan menjadi pelarian yang sangat menyenangkan bagiku. Sayangnya, sampai saat ini aku masih merasa tulisanku jauh dari kata berkualitas karna hanya orang-orang tertentu yang pernah membaca tulisanku dan keberanian untuk mempublikasikan tulisanku pun hanya berakhir di mading jurusan dan blog pribadiku. Hal itu pula lah yang semakin membuatku minder menjadi bagian dari FLP. Namun, aku teringat pada perkataan seorang ukhti yang juga anggota FLP. Beliau mengatakan bahwa untuk menjadi anggota FLP tidaklah berarti kita sudah mampu menulis dengan baik, namun justru FLP yang akan menjadi mentor yang membimbing kita menjadi penulis yang baik.
Keberanianku untuk menjadi bagian dari FLP pun semakin besar ketika mengingat seorang pendiri FLP yang juga penulis yang ku segani yaitu mba Helvy Tiana Rosa. Kekagumanku padanya semakin bertambah setelah aku membaca kumpulan catatan hariannya yang dibukukan dalam “Risalah Cinta Untukmu”. Isinya yang sederhana, ringkas, dan berdasar pengalaman pribadi mba Helvy tidak mengurangi keistimewaan tulisannya. Salah satu curahan hatinya yang membuatku takjub adalah tulisannya dibuku itu yang berjudul “Saya Hanya Tukang Cerita”. Dari tulisan itu, aku dapat melihat bahwa mba Helvy adalah sosok yang luar biasa yang di baliknya terdapat Zat Penggerak Yang Maha Dahsyat. Seperti yang mba Helvy katakan, sesungguhnya tak ada yang ia lakukan selain menjalankan amanah Allah untuk senantiasa mengasah karunia talentanya. Selebihnya, Dialah yang bekerja dengan cara super ajaib.
Salah satu karya mba Helvy inilah yang semakin meyakinkanku bahwa FLP bukan organisasi biasa. FLP bukan sekedar organisasi kepenulisan yang membimbing anggotanya untuk menjadi penulis atau menulis untuk mendapatkan materi. Namun, lebih dari itu, FLP adalah wadah untuk berdakwah lewat menulis. Karena dakwah tidak hanya dapat dilakukan dengan berkoar-koar di hadapan ratusan jamaah. Sejatinya dakwah adalah mengajak semua orang pada kebenaran dan kebaikan. Tidak harus dengan ayat-ayat dan hadis, tapi cerita yang bermakna dan mampu membuat orang menjadi lebih baik juga bagian dari dakwah. Bukankah Islam adalah agama yang tak pernah memaksa dan Islam pun adalah agama yang tidak ketinggalan zaman tapi selalu sesuai dengan zaman. Dan FLP telah membuat tulisan menjadi ajang untuk berlomba-lomba menyiarkan kebaikan dan keindahan Islam.
Akhirnya, tekad di diri ini semakin kuat dan impian itu pun semakin punya arah. Impian yang semula hanya “menjadi anggota FLP” akhirnya semakin berkembang. Aku ingin dibimbing di organisasi yang ikhlas ini. Aku ingin menjadi “tukang cerita” yang menulis dengan cinta dan ketulusan. Aku ingin melahirkan tulisan yang sekurang-kurangnya dapat menjadikan diriku lebih baik. Aku juga ingin berada di sekitar orang-orang yang punya spirit besar untuk berdakwah lewat tulisan, sehingga suatu saat aku pun dapat mengikuti langkah mereka. Menjadikan tulisan sebagai sarana untuk menyebar kebenaran dan kebaikan bagi seluruh alam. Aamiin...















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komen, saran, dan kritiknya...
Syukron ^,^