Selasa, 07 Februari 2012

BouT MaBa

Gegap gempita pesta kelulusan ujian Nasional telah berlalu. Pasukan berseragam putih biru dan putih abu-abu mulai membubarkan diri.

Mereka sibuk mencari sarang baru demi menggapai impian mereka. Kesibukan yang paling terlihat dirasakan oleh mantan pasukan seragam putih abu-abu. Mereka akan memasuki gerbang baru sekaligus predikat baru yang akan menentukan langkah mereka di masa depan. Gerbang baru itu bernama Dunia Kampus dan penghuninya dikenal dengan nama Mahasiswa. Pasukan seragam abu-abu yang dulunya bernama siswa tentu harus melewati berbagai tantangan setelah akhirnya dapat disebut sebagai seorang mahasiswa.
Kata mahasiswa terdiri dari dua suku kata yaitu maha dan siswa. Mendengar kata maha tentu kita teringat dengan nama-nama Sang Pemilik Alam yang selalu diawali dengan kata Maha, itu artinya kata maha memiliki makna bahwa orang yang menyandang predikat tersebut adalah orang yang punya kuasa di bidangnya. Mahasiswa, kata orang sudah tidak bisa disamakan dengan siswa karena mereka punya kelebihan sendiri, mereka bebas menentukan pilihan dalam melangkah tanpa terikat dengan peraturan sekolah, bimbingan guru atau keharusan untuk mengikuti ekskul dari sekolah dan keterikatan lain yang menunjukkan ketidakmandirian seorang siswa.
Setiap tahun ajaran baru, kampus-kampus selalu dipenuhi dengan calon mahasiswa baru yang berminat untuk menggantungkan impian mereka disana. Setelah dinyatakan siap dan layak berada di kampus tersebut maka pasukan seragam abu-abu yang dulunya harus mengenakan pakaian kehormatan mereka setiap harinya sebagai seorang siswa maka kini sudah memiliki gelar baru sebagai seorang mahasiswa.
Mahasiswa baru sangat identik dengan yang namanya OSPEK, tak jarang ajang OSPEK menjadi momok tersendiri bagi mahasiswa baru. Yah, kata OSPEK tak bisa dipisahkan dengan mereka, karena OSPEK yang katanya sebagai ajang untuk  pengenalan kampus tentu ditujukan pada mahasiswa baru. Saat OSPEK dirasa sebagai saat-saat paling menyebalkan sekaligus menyenangkan dan tak terlupakan bagi mahasiswa baru. Pada saat-saat itulah untuk pertama kalinya mereka melihat secara langsung gambaran tentang dunia yang akan mereka diami beberapa tahun ke depan. Yang memprihatinkan, ajang OSPEK bukan hanya menjadi saat penting untuk mengenalkan dunia kampus tapi juga menjadi ladang bagi kakak-kakak senior untuk ‘menindas’ dan ‘memanfaatkan’ adik-adik mahasiswa baru baik dengan cara kasar maupun dengan cara halus.  Namun, tak sedikit kenangan dalam OSPEK yang melekat dalam benak para mahasiswa baru dan dapat mereka jadikan langkah awal untuk menentukan jalan yang akan mereka pilih untuk survive dalam lingkungan kampus yang katanya penuh dengan jebakan.
Selain kecemasan menghadapi OSPEK, setiap mahasiswa baru tentu harus melakukan berbagai persiapan memasuki dunia yang asing bagi mereka itu. Persiapan yang harus mereka lakukan terdiri dari persiapan fisik dan persiapan mental. Namun persiapan fisik yang mereka lakukan sebenarnya hanya membiasakan diri pada jadwal kampus yang tidak menentu. Jika saat di sekolah biasanya mereka diharuskan tiba di sekolah pukul 07.30 dan pulang kembali pukul 03.00 sore, maka saat memasuki dunia kampus tidak ada pengaturan jadwal yang pasti. Adakalanya jadwal kuliah terlalu pagi, atau saat matahari berada di tengah-tengah, dan bisa juga sore-sore bahkan hingga menjelang maghrib. Jadwal seperti ini tak jarang membuat mahasiswa baru merasa stress karena jadwal makan dan istirahat yang tidak teratur ditambah lagi tugas-tugas kuliah menumpuk yang sudah mereka dapatkan dari dosen-dosen di awal perkuliahan. Namun, kelelahan fisik ini tidak akan bertahan lama karena mereka akan dapat membiasakan diri seiring dengan berjalannya waktu.
Hal yang tak jauh berbeda akan dirasakan dalam persiapan mental memasuki dunia kampus. Pada persiapan yang kedua inilah para mahasiswa baru biasanya mengalami kesulitan. Kesulitan terbesar mereka adalah beradaptasi dengan lingkungan baru di dunia kampus. Dunia kampus yang jauh berbeda dengan dunia sekolah tentu membuat mereka harus punya strategi sendiri ketika memutuskan untuk bergabung dengan dunia ini. Perbedaan ini dapat dilihat terutama dari beragamnya sifat yang akan mereka temukan dari kawan-kawan baru di dunia kampus. Saat di sekolah mereka memang telah menemukan sifat yang berbeda-beda namun tidak seberagam saat di dunia kampus. Tak hanya itu, tidak adanya perhatian dari pengajar saat di kampus membuat mereka harus belajar mandiri dan mengharuskan mereka juga banyak berinteraksi baik dengan kawan-kawan satu tingkat maupun dengan para kakak tingkat. Bimbingan dan arahan yang biasa diberikan guru-guru di sekolah tidak akan lagi mereka dapatkan saat memasuki dunia kampus. Hal inilah yang membutuhkan persiapan ekstra dari para mahasiswa baru guna menentukan berhasil tidaknya langkah mereka di dunia kampus selanjutnya sehingga keputusan mereka memasuki dunia kampus dapat memberikan manfaat secara maksimal.
Sejarah mencatat bahwa tiga belas tahun yang lalu generasi muda yang bernama mahasiswa inilah yang telah membangunkan rakyat Indonesia dari mimpi buruk mereka menghadapi penindasan zaman orde baru. Dengan segenap kekuatan, para pemuda-pemudi pemberani itu berhasil meruntuhkan rezim orde baru yang telah menyengsarakan rakyat selama kurang lebih 32 tahun. Hal ini telah merubah paradigma masyarakat tentang pemuda khususnya mahasiswa sekaligus membuktikan bahwa mahasiswa dapat menjadi generasi terbaik yang memberi manfaat bukan hanya bagi dirinya sendiri tapi juga bagi bangsanya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu peran mahasiswa sebagai generasi harapan bangsa mulai luntur terhapus dengan catatan kelam yang dilakukan oleh para pemuda  saat ini. Tawuran antar mahasiswa, pergaulan bebas yang rawan terjadi di dunia kampus, aliran-aliran yang berkembang pesat di kampus hingga pemberontakan anarkis terhadap pemerintah seolah menambah deretan panjang sejarah hitam yang ditorehkan mahasiswa.
Sebenarnya tak selamanya mahasiswa itu pemberontak dan tak semua mahasiswa pula pembuat onar. Dunia kampus kadang memang menjebak tapi tak sedikit mahasiswa yang sukses menghadapi jebakan itu dan berhasil melahirkan generasi berkualitas. Karena itu bagi kawan-kawan mahasiswa baru yang mulai menginjakkan kaki di dunia ini, persiapkan diri kalian dan mari kita bersama-sama berjuang mengembalikan kebanggaan rakyat Indonesia dan kehormatan generasi muda Islam yang dapat menjadi rahmatan lil ‘alamin di muka bumi ini. Kalian tak sendiri, karena ada banyak pemuda yang menantikan peran serta kalian mewujudkan mimpi kita. Mereka yang siap untuk bersama-sama kalian berjuang demi bangsa dan agama kita.
So, bersiaplah mencetak sejarah indah untuk kampus dan negara kita tercinta !!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komen, saran, dan kritiknya...
Syukron ^,^